BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Indonesia tidak
layak dikatakan sebagai negara agraris. Indonesia yang dikenal sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian dari bercocok tanam dengan sumber daya alam
yang berlimpah tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Negara ini malah
mengimpor beras dari negara -negara tetangga, seperti Thailand dan Filipina. Tidak
hanya beras, bahan pangan penting lainnya seperti gula, kopi, bawang merah dan
bawang putih juga diimpor. Itulah beberapa contoh barang yang Indonesia impor
dari berbagai negara di belahan dunia.
Miris sekali keadaan negara ini bagaikan tikus yang mati di lumbung
padi. Dengan wilayah yang sangat luas ditambah dengan sumber daya alam yang
melimpah menjadi percuma karena tidak adanya usaha atau kemauan yang keras dari masyarakat Indonesia untuk mengolahnya.
“Luas negara Indonesia
5.193.250 km² menjadikan Indonesia menjadi negara ke 7 besar
didunia setelah Australia” (dalam http://www.invonesia.com). Itu berarti luas
negara Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara pengekspor
bahan makanan bukan malah mengimpor makanan dari luar. Faktor utama yang
menyebabkan dari problematika tersebut yakni kurangnya minat dan semangat
masyarakat untuk mengolah lahan – lahan kosong yang terbengkalai. Tidak hanya
sebatas untuk bercocok tanam saja, namun lahan-lahan tersebut juga bisa dikelola
menjadi suatu kawasan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Problematika pengelolaan lahan tidak hanya menjadi masalah
di negara Indonesia, namun juga menjadi masalah untuk kampus dua FKIP Tanjungpura
yang penulis amati selama berkuliah disini. Masih banyaknya lahan-lahan kosong
yang terbengkalai membuat kampus ini menjadi kelihatan gersang dan tidak
terurus. Ditambah lagi dengan keadaan bangunan yang sudah tua, area parkir yang
sempit, dan sarana dan prasarana yang kurang memadai membuat kampus dua FKIP Tanjungpura
menjadi kampus yang seharusnya diperbaiki sejak dari dulu. Hal tersebut bisa
saja direalisasikan mengingat masih banyaknya lahan-lahan kosong yang belum
terpakai. Akan lebih baiknya jika area tersebut dipergunakan untuk kepentingan
mahasiswa dan warga kampus lainnya .
B. Rumusan
Masalah
1. Seperti
apa kondisi kampus yang baik untuk sebuah perguruan tinggi?
2. Bagaimana
kondisi kampus dua FKIP Universitas Tanjungpura selama ini?
3.
Bagaimana cara memanfaatkan lahan kosong
disekitar area kampus dua FKIP
Universitas Tanjungpura?
C. Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui kondisi kampus yang baik pada sebuah perguruan tinggi.
2. Untuk
mengetahui cara yang tepat dalam memanfaatkan lahan kosong disekitar kampus.
3. Untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi kampus dua FKIP Tanjungpura.
D. Metode
penelitian
1. Deskriptif
2. Kajian
pustaka dengan mangkaji berbagai referensi dari internet.
E. Sistematika
penulisan
1. Latar
belakang
2. Rumusan
masalah
3. Tujuan
penelitian
4. Metode
penelitian
5. Sistematika
penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penataan
dan Lingkungan Kampus yang baik
“Kampus berasal dari bahasa latin
‘campus’ yang berarti lapangan luas. Sedangkan didalam pengertian modern,
kampus berarti gedung universitas atau perguruan tinggi” (dalam http://id.wikipedia.org). Tempat inilah
yang mahasiswa kunjungi hampir setiap hari untuk menyelesaikan program studi
guna mendapatkan gelar sarjana. Dalam kaitannya kampus sebagai tempat untuk
menuntut ilmu tentunya kampus harus memiliki sarana dan prasarana yang lengkap
guna menunjang keefektifan dan kekondusifan proses pembelajaran. Tidak hanya
dalam arti kampus harus memiliki lapangan yang luas dan jumlah yang buku yang
banyak saja, namun kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana juga perlu
diperhatikan. Misalnya dalam segi kualitas parasarana, jumlah toilet yang
banyak dikampus tetapi dengan keadaan yang buruk, sehingga tidak difungsikan
oleh para mahasiswa dengan baik. Salah satu contoh dalam segi kuantitas misalnya
area parkir yang sempit dan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang
dimiliki oleh warga kampus itu sendiri. Hal tadi merupakan sedikit dari banyaknya
permasalahan yang terjadi di kebanyakan kampus-kampus negara kita.
Menurut Makrus (dalam http://thesecretofmakrus.blogspot.com)
“Pemanfaatan ruang dalam kampus atau
yang disebut sebagai tata ruang kampus tidak diatur secara khusus dalam Undang
– Undang, sehingga diperlukan pemikiran khusus oleh kampus masing – masing agar
penataan ruang kampus sesuai dengan aspek lingkungan yang baik dan memadai”.
Pernyataan tersebut mengandung arti
bahwa tidak ada Undang-Undang khusus mengenai penataan ruang kampus sehingga
diperlukannya pemikiran dan kontribusi warga kampus tersebut untuk mengaturnya.
Menurut penulis kampus yang ideal adalah sebuah kampus yang tidak hanya
memiliki sarana- prasarana yang lengkap saja, namun juga memperhatikan kualitas
dari sarana- prasarananya dan hubungan
yang kondusif antara warga kampus tersebut.
B.
Realita kampus dua
Untuk mencapai keadaan idealnya
sebuah kampus tentunya tidak semudah yang anda bayangkan, karena terdapat
faktor yang menyulitkan untuk
tercapainya sebuah kampus yang
ideal, salah satunya yakni kurangnya pemanfaatan lahan kosong disekitar kampus.
Masalah itu juga yang menurut penulis menjadi porblematika kampus dua FKIP
Tanjungpura selama ini. Keadaan yang sesak dan sempit seharusnya tidak
mahasiswa alami mengingat masih banyaknya area atau lahan kosong disekitar
kampus. Contohnya saja yang penulis alami setiap hari sebagai salah satu
mahasiswa dari kampus dua FKIP Tanjungpura yakni area parkir yang sempit.
Jumlah kendaraan pribadi mahasiswa yang hampir setiap bulannya bertambah, sehingga
kapasitas area parkir di kampus dua ini tidak dapat mencukupi. Tidak banyak
dosen yang mengeluh dan marah karena
area parkir khusus kendaraan dosen terisi penuh kendaraan mahasiswa yang
seenaknya meletakkan kendaraan mereka. Begitu juga terpampangnya sebuah papan
bertuliskan “TAMAN KAMPUS PGSD “ diatas gundukan tanah bersemak yang tidak
terurus. Tidak selayaknya semak dan gundukan tanah tersebut dikatakan dengan
sebutan taman. Bukankah taman yang sering kita jumpai merupakan hamparan tanah
dengan rumput indah yang hijau dan tanaman-tanaman baik itu pohon rindang atau
bunga-bunga yang sedap untuk dipandang. Ditambah lagi dengan tempat pembuangan
akhir sampah kampus yang posisinya ditengah area sehingga orang yang berlalu
lalang pun dapat mencium aroma gundukan sampah yang tidak sehat untuk dihirup
dan mengganggu pandangan bagi yang setiap melewatinya. Dan terakhir posisi
kantin yang kurang baik karena berada disamping toilet mahasiswa.
C.
Solusi dalam memanfaatkan lahan kosong
Sekian banyaknya masalah yang
terjadi dikampus dua megenai area parkir yang sempit, posisi tempat sampah yang
kurang baik , dan taman yang tidak terurus merupakan sedikit dari banyaknya
problematika yang seharusnya bisa kita atasi dengan memanfaatkan lahan kosong
disekitar kampus. Penulis katakan demikian karena masih banyaknya lahan kosong
yang terbengkalai dan tentunya memilliki potensi untuk dimanfaatkan demi
kepentingan warga kampus. Hal yang dapat kita lakukan dalam memanfaatkan tanah
kosong antara lain :
a. Menggalakkan
kegiatan kampus hijau
Kegiatan
ini tidak hanya dibatasi untuk mahasiswa saja namun semua warga kampus dapat ikut berpartisipasi. Kegiatan ini memfokuskan
kepada penghijauan daerah kampus yakni menanam tanaman yang berfungsi selain
penghasil oksigen dan membuat lingkungan menjadi asri namun juga dapat
dimanfaatkan hasilnya. Contonya saja pohon kelapa, ketapang, jambu, mangga, pepaya, belimbing dan
lain-lain. Selain tanaman pohon, juga dapat kita tanami dengan tanaman
obat-obatan seperti jahe, temu lawak, kumis kucing, dan beberapa tanaman hias
untuk memperindah lingkungan.
b. Membuat taman disertai gazebo di dalamnya
Disela-sela
kesibukan mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan, berada di gazebo dalam
taman kampus dapat dijadikan alternatif pilihan untuk merileks pikiran. Gazebo
yang dilengkapi dengan wifi tentunya
sangat berguna bagi mahasiswa untuk
menggunakan akses internet ditambah dengan taman yang berfungsi
merilekskan pikiran.
c. Membangun
area parkir yang memadai
Kendaraan
yang hampir setiap bulannya bertambah membuat area parkir di kampus dua menjadi
penuh bahkan tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan. Sehingga terkadang banyak
kendaraan yang berada diluar area parkiran dan berada ditengah jalur lalu
lintas kampus. Dengan lahan yang masih banyak belum terpakai alangkah lebih
baiknya jika sebagiannya dibangun area
parkir yang memadai.
d. Mengubah posisi tempat penampungan sampah
Sampah
akan menjadi suatu masalah jika kurang baik dalam mengelolanya. Tentunya
sampah-sampah yang berada di tempat
sampah akan dibawa ke penampungan akhir. Penampungan akhir tidak baik jika
posisinya tepat berada didekat jalur lalu lintas kampus. Alangakah lebih baik
jika penampungan akhir sampah
ditempatkan dibelakang wilayah bangunan kampus, sehingga tumpukan sampah
tidak meganggu pandangan bagi setiap yang melewati jalur lintas kampus.
e.
Mendirikan bangunan yang berguna
Masing-masing ruangan kampus
tentunya memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Bangunan yang utama dalam
sebuah kampus adalah ruang kelas, ruang dosen, laboratorium, ruang tata usaha,
aula, perpustakaan, toilet, kantin dan
ruang khusus lainnya. Jika dalam sebuah kampus masih banyak terdapat lahan
kosong, maka dapat dibangun menjadi bangunan yang berguna bagi warga kampus, contohnya membangun ruang ekstrakurikuler,
gudang, ruang serbaguna, memperluas aula, dan lain-lain. Tentunya semua itu
tidak terlepas dari memperhatikan nilai guna dan efisiensi penggunaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mewujudkan sebuah kampus yang
baik, memanglah tidak mudah dan butuh usaha keras dari keluarga besar kampus
itu sendiri. Kampus yang baik tidak selalu dengan bangunan fisik yang megah,
namun juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Hal tersebut juga perlu
dilakukan oleh kampus dua FKIP Universitas Tanjungpura, mengingat masih
banyaknya lahan kosong yang belum termanfaatkan ditambah lagi terdapat beberapa
sarana dan prasarana kampus yang belum tersedia. Beberapa cara yang dapat kita
gunakan dalam memafaatkan lahan kosong disekitar kampus yaitu :
1.
Menggalakkan kegiatan kampus hijau
2.
Membuat taman disertai gazebo didalamnya
3.
Membangun area parkir yang memadai
4.
Mengubah posisi tempat penampungan
sampah
5.
Membangun bangunan yang berguna
Tidak
hanya memfokuskan pada bentuk fisik, tetapi kampus yang baik juga perlu
melakukan peningakatan mutu dan sarana-prasarana untuk menunjang aktifitas
perkuliahan. Sehingga selain tercapainya proses perkuliahan yang efisien, mahasiswa
juga merasa nyaman untuk berada didalam lingkungan kampusnya.
B. Saran
Dalam
pembuatan suatu karya tulis tidak terlepas akan adanya kesalahan baik dari segi
teknis maupun non teknis, maka dari itu mohon maaf jika terdapat kekeliruan
yang pembaca temukan dalam makalalah ini. Penulis juga menerima kritikan dan
masukan dari pembaca guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR RUJUKAN
Luas
wilayah negara, (online) (http://www.invonesia.com/luas-wilayah-negara-Indonesia.html
diakses 30 Oktober 2013 )
Model
tata ruang kampus berwawasan, (online) (http://thesecretofmakrus.blogspot.com/2011/05/model-tata-ruang-kampus-berwawasan.html
diakses tanggal 30 Oktober 2013 )
0 komentar:
Post a Comment